Stop!!! Penggunaan Wadah Plastik
yang Menua atau Rusak
BPA (Bisphenol A)
adalah bahan kimia yang telah digunakan dalam kemasan makanan dan minuman sejak
1960-an, menurut Administrasi Makanan dan Obat AS. Khususnya, digunakan untuk
membuat plastik yang keras dan bening yang disebut polikarbonat yang ditemukan
di lapisan pelindung pada beberapa kaleng makanan dan minuman logam. Label “BPA-Free”
pada botol atau kemasan plastik berfungsi untuk menjamin bahwa produk tersebut
aman untuk digunakan sebagai wadah makanan atau minuman.
Faktanya, dalam sebuah
penelitian menambah bukti baru bahwa BPA-Free tidak seaman yang dipikirkan
konsumen. Dalam penenlitian tersebut, para peneliti menemukan suatu hasil yang
menyatakan bahwa pada tikus penggantian BPA menyebabkan penurunan jumlah sperma
dan telur yang kurang layak. Dalam studi baru, Hunt dan timnya benar-benar
mencoba untuk menentukan apa efek BPA pada reproduksi tikus, ketika mereka
melihat sesuatu yang aneh, menurut sebuah artikel di National Geographic. Tikus-tikus
itu, semuanya dalam kandang plastik bebas BPA, dibagi menjadi dua kelompok.
Satu kelompok menerima BPA melalui pipet, sementara kelompok lainnya tidak.
Kelompok yang tidak menerima BPA seharusnya menjadi kontrol - tetapi kemudian
tikus kontrol mulai menunjukkan perubahan genetik yang mirip dengan tikus yang
menerima BPA. Mereka menemukan bahwa kelompok kontrol sedang terkena alternatif
BPA, bisphenol S atau BPS dari kandang yang rusak. Zat kimia ini mengubah
kromosom mereka dan menyebabkan masalah dengan produksi telur dan sperma. Efek ini
kemudian diteruskan ke generasi berikutnya sampai tiga generasi.
Meskipun penelitian itu
dilakukan pada tikus tetapi kemungkinan besar juga berlaku bagi manusia. Dalam produk
plastik yang beredar di masyarakat bahwa bahan kimia itu begitu meluas sehingga
pada 2003-2004 Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional (NHANES III) dari
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit menemukan tingkat BPA yang
terdeteksi pada 93% dari lebih dari 2.500 sampel urin yang diambil di AS. Meskipun
ada bukti yang berkembang bahwa BPA dapat menyebabkan kerusakan pada manusia,
para ahli tidak yakin bagaimana tepatnya BPA mempengaruhi tubuh. Konsensus FDA
saat ini menyatakan bahwa "BPA aman pada level saat ini yang terjadi pada
makanan," menurut situs webnya.
Akan tetapi kecerdikan
kita untuk memilih barang-barang dari plastik harus benar-benar tau mana yang
sesuai dengan kriteria yang baik dan mana yang tidak. Meskipun FDA saat ini
hanya melarang bahan kimia dalam botol bayi, cangkir sippy dan kemasan formula
bayi, kekhawatiran dan tekanan publik yang semakin meningkat, selama
bertahun-tahun, menyebabkan masuknya produk "BPA-free" di pasaran. Untuk
mengurangi kecemasan kita terhadap efek dari BPA alangkah baiknya jika wadah plastik
yang sudah tua atau rusak untuk segera diganti dan tidak terus menerus dipakai.
Bahan kimia masuk ke makanan dan minuman dari wadah, terutama jika plastik
sudah tua atau rusak (yang dapat terjadi, misalnya, dengan memanaskannya dengan
microwave). Menurut peneliti Hunt, “BPA atau BPA-alternatif pada produk plastik
yang menunjukkan tanda-tanda fisik kerusakan atau penuaan tidak dapat dianggap
aman.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah mengunjungi website resmi Himpunan Mahasiswa Kimia FMIPA UNY