Puja-Puji Manusia N(e)geriKarya : Fransiskus Julio Alfonso Simbolon
(Sumber : https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20171025/3523491/solusi-membangun-manusia-indonesia/)
[1]
Berita bagaskara muncul di tengah samudera
Cahaya efemeral menaklukan luka dibalik arunika
Batari pertiwi tertatih menahan pedih, karena
Sang idola sedang ber-romansa bersama senja
[2]
Ia seorang insan yang berparas rupawan
Cendekia yang handal menghafal semesta
Ia cerdik, tidak munafik, dan layak dilirik
Visinya yang pelik, misinya yang menghardik
[3]
Hatinya nirmala mencari nestapa terkadang dengan riba
Mencabik-cabik di tengah lautan, menari-nari di atas batu karang
Mulutnya dipenuhi rajaswala karena ikan disana, hadir tiba-tiba
Tubuhnya basah bersama rudira namun hatinya kering semakin tak beretika
[4]
Tanah kita memang tanah surga
Penghuninya saja yang dewana seperti penguasa
Ikan dan udang menghampiri manusia negeri
Manusia “ngeri” menjadikan itu ladang untuk korupsi
[5]
Kekasih hati diberi berlian bersama panji
Laut dan negeri, di puja puji lalu dihabisi
Riak ombak berlagak tegak di depan pasir
Membancang derasnya pilu yang ada diujung hilir
[6]
Entah kapan, ina bisa bermesra bersama manusia
Perihal yang lemah saja malas membuka sawala
Apalagi yang tidak berintuisi, sangat tak bereksistensi
Karena tiada hari mengingat kata peduli
Selagi raharja untuk apa menambah luka?
[7]
Anomali hari datang melenggang sambil menari
Tidak apa dijera, ia ingin berpesta dengan sengsara
Perigi janji sudah tidak bisa dinasehati
Alam ini, sudah diingkari
[8]
Untaian puisi ini dibuai untuk penjuru negeri
Ingin-kah riba terhadap semesta karena mereka tak bisa berbicara?
Derap langkah itu tolong coba dilengkapi
Kunci kebahagiaan itu coba perlahan dicari
Kuncinya tidak ada pada alam ini, ia dewana pada apa yang disebut kerendahan hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah mengunjungi website resmi Himpunan Mahasiswa Kimia FMIPA UNY