Chemistry in Ice: Bagaimana Ice Skating Bekerja?
Mungkin kalian merasa
familiar dengan ice skating, atau bahkan pernah memainkannya secara
langsung. Ice skating merupakan salah satu cabang olahraga yang cukup
populer di Indonesia. Saat memainkan, seorang pemain atau skater
mengenakan sepatu yang terbagi menjadi tiga jenis, yaitu figure skating,
speed skating, dan ice hockey. Sepatu tersebut dipasangkan
dengan sebuah blade dibawahnya supaya bisa meluncur di atas papan es. Blade
merupakan sebuah pisau baja yang dilapisi oleh unsur-unsur lain seperti nikel
dan kromium untuk menghasilkan kualitas yang baik. Lalu, bagaimana mungkin
pisau setipis itu mampu meluncur dengan baik di atas es?
Ilmuwan dari berbagai
penjuru dunia mengemukakan pendapat dan hipotesisnya mengenai peristiwa ini. Beberapa
ilmuwan sampai harus mencoba untuk berseluncur di atas es untuk mengetahui apa
yang terjadi pada bilah baja tersebut. Namun, mereka tidak dapat melihatnya
secara detail. Diperlukan setidaknya tiga hipotesis yang membahas hal ini.
Hipotesis yang
pertama dan paling umum adalah tekanan dapat melelehkan es. Eksperimennya cukup
mudah. Ambil balok es, kemudian letakkan kawat di tengah-tengah balok es,
dengan diberi pemberat di kedua ujung kawat. Es akan meleleh dan kawat memotong
balok es tersebut. Namun, seorang profesor kimia teoritis di UC Berkeley
bernama David Limmer mengatakan, “Anda harus menjadi orang yang sangat besar
untuk mencairkan es yang cukup untuk dapat meluncur pada suhu yang wajar.”
Kenneth Chang juga
menjelaskan bahwa orang dengan berat 150 pon yang berdiri di atas blade hanya
akan menurunkan titik leleh dari 32°F menjadi 31,97°F, sedangkan gelanggang es
untuk figure skating biasanya dijaga pada suhu 24°F. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa skater tidak dapat memberikan tekanan yang cukup untuk
melelehkan es agar dirinya bisa berseluncur.
Hipotesis yang kedua yaitu
gesekan yang melelehkan es. Mungkin yang kita pikir, gesekan menghasilkan panas
yang dapat mencairkan es. Namun, hal itu memakan waktu yang cukup lama. Gesekan
hanya membantu kita memahami mengapa skater dapat melucur lebih cepat
ketika dia bergerak.
Hipotesis lain
sekaligus menjadi kunci dari permasalahan ini yaitu adanya lapisan cairan tipis
di permukaan es. Michael Faraday sebelumnya menebak bahwa terdapat sebuah
lapisan air yang sangat tipis di permukaan es. Sayangnya, saat itu beliau tidak
dapat membuktikan hipotesisnya. Pada tahun 1987, para ilmuwan lain memverifikasi
mengenai keberadaan lapisan tersebut menggunakan pencitraan sinar-X. Hasilnya
lapisan es memang sangat tipis dan menjadi penyebab mengapa es memiliki
permukaan yang licin.
Jadi, mengapa skater dapat meluncur di atas es? Karena pada es terdapat sebuah lapisan cairan tipis yang memungkinkan skater meluncur di atas es dengan baik. Ketika skater bergerak, maka akan menghasilkan sebuah gesekan yang akan meningkatkan laju bergeraknya.
(Dina)
Sumber :
https://skaterslanding.com/pages/all-about-blades-a-basic-guide
https://www.vox.com/science-and-health/2018/2/13/16973886/why-is-ice-slippery
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah mengunjungi website resmi Himpunan Mahasiswa Kimia FMIPA UNY