Apakah Seluruh Manusia Bumi Dapat Terbang?
Ketika kita menyentuh seseorang, atau benda, benarkah kita benar-benar menyentuh orang atau benda tersebut? Atau ketika kita berdiri, benarkah kaki kita menyentuh tanah?
Ada yang berpendapat bahwa ketika kita menyentuh sesuatu, kita tidak benar-benar menyentuhnya, atau ketika kita duduk diatas kursi, sebenarnya kita melayang diatas kursi, karena pantat kita tidak pernah benar-benar bersentuhan dengan kursi. Mengapa demikian?
Pendapat ini mengatakan bahwa, ketika kita berdiri di permukaan tanah yang terjadi adalah elektron-elektron pada tubuh kita (dalam kasus ini tepatnya kaki kita) akan tolak-menolak dengan elektron-elektron yang ada pada permukaan tanah yang kita pijak. Jadi dalam skala subatomik, kita tidak pernah benar-benar menyentuh sesuatu.
Jadi, ketika kita sedang beraktivitas menyentuh sesuatu yang terjadi di dalam dunia skala atomik adalah elektron-elektron pada tubuh dan elektron-elektron di permukaan tanah atau bumi akan saling tolak menolak sehingga menghasilkan celah yang sangat kecil di antara tubuh kita dengan permukaan kasur tersebut. Gaya tolak menolak ini kemudian memberikan impuls pada kulit, sehingga kita merasa seakan-akan sedang menyentuh dan berdiri di atas permukaan tanah. Hal ini, terjadi karena terdapatnya celah kecil sekitar 10^-8 meter di antara kita dan permukaan tanah yang artinya, tubuh kita sebenarnya sedang melayang-layang!
Dapat dijelaskan, dalam mekanika kuantum sebagai gaya tolak-menolak antara dua fermion, dan interpretasi. Sains populer mengatakan bahwa ini mencegah atom menyentuh atom lain. Namun, penggunaan kata “gaya” untuk menggambarkan interaksi ini tidak sama dengan penggunaan kata tersebut pada umumnya. Menurut sebuah makalah tahun 2003 di American Journal of Physics, "gaya" adalah analogi yang buruk yang berpotensi disalahtafsirkan oleh mahasiswa baru. Di satu sisi, Philip Moriarty, seorang profesor fisika di University of Nottingham, mengatakan bahwa "kontak" tidak ada pada tingkat atom itu adalah titik di mana gaya tarik-menarik Van der Waals menyeimbangkan gaya tolak-menolak Pauli. Hal tersebut tidak selalu sama dengan "sentuhan". "Anda tidak dapat menggeneralisasikan apa yang dipikirkan orang normal tentang menyentuh ke tingkat kuantum, jadi anda harus mencari definisi lain", ucapnya.
Sebagai contoh, yaitu jarum suntik yang menusuk kulit kita pun sesungguhnya tidak pernah menyentuh kulit. Tangan yang memukul wajah sampai terluka tidak akan pernah sedikitpun menyentuh wajah. Tidak ada sentuhan ketika kita memeluk orang yang kita cintai. Tidak terdapatnya materi yang saling menyentuh materi lainnya satu sama lain. Semua yang terjadi hanyalah gaya tolak menolak elektron yang menciptakan impuls. Hal inilah yang membuat sel-sel saraf dalam tubuh mengirimkan sinyal ke otak dan memberitahu kita bahwa secara fisik, kita sedang menyentuh atau disentuh oleh sesuatu. Padahal rasa sentuhan itu palsu, tidak nyata keadaanya. (Madizz)
Refrensi :
http://versesofuniverse.blogspot.com/2013/05/apakah-kita-benar-benar-menyentuh-saat.html
https://arinisputri.wordpress.com/2019/11/29/sentuhan-dalam-fisika-kuantum/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah mengunjungi website resmi Himpunan Mahasiswa Kimia FMIPA UNY