Musik dalam Menurunkan Stres pada Remaja

    Stres merupakan hal yang umum dialami oleh setiap orang, termasuk pada masa remaja. Pada tahap ini, remaja sering kali dihadapkan pada berbagai tekanan, baik dari segi akademik, sosial, maupun emosional, yang dapat menyebabkan tingginya tingkat stres. Kerentanan remaja terhadap stres cukup tinggi karena mereka harus menghadapi berbagai tuntutan yang berat di berbagai aspek kehidupan. Jika tidak dikelola dengan baik, stres yang berlebihan dapat berdampak buruk terhadap kesehatan fisik dan mental remaja, serta dapat mengganggu performa mereka.

    Setiap orang pastinya akan merasakan stres yang berbeda-beda. Stres dapat muncul dalam berbagai bentuk dengan tingkat keparahan yang bervariasi, serta berlangsung dalam durasi yang berbeda-beda, baik jangka pendek maupun panjang. Untuk mengatasinya, terdapat beragam metode yang bisa digunakan, seperti pendekatan farmakologis, terapi perilaku, teknik kognitif, meditasi, hipnosis, hingga terapi musik. 

    Sejak dahulu, musik telah dipandang sebagai sarana yang efektif untuk memengaruhi suasana hati, emosi, serta tingkat stres seseorang. Musik bisa berperan sebagai sarana untuk membantu remaja meredakan emosi negatif. Jenis musik yang efektif untuk memberikan efek menenangkan biasanya memiliki tempo lambat, sekitar 60 ketukan per menit, seperti musik klasik, musik new age, dan musik religi. Musik dengan tempo lambat ini dapat membantu memperlambat aktivitas gelombang otak menuju gelombang otak α yang berhubungan dengan kondisi relaksasi. Selain itu, musik semacam ini juga dapat menstabilkan pernapasan, detak jantung, denyut nadi, serta tekanan darah.

    Belakangan ini, musik banyak diteliti karena kemampuannya dalam menurunkan tingkat stres. Sejumlah studi menunjukkan bahwa musik tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga memiliki efek interaksi terapeutik, dimana interaksi ini bertujuan untuk membantu pasien merasa nyaman, dipahami, dan mendukung proses penyembuhan mereka guna mengurangi stres. Stres yang berlebihan dan berlangsung lama dapat memicu berbagai gangguan emosional serta penyakit psikosomatis, seperti gangguan kecemasan, penyakit jantung, dan tekanan darah tinggi. Oleh karena itu, pengelolaan stres menjadi salah satu tujuan utama dalam terapi musik.

    Terapi musik akan memberikan dampak yang efektif apabila diperdengarkan secara rutin dan intensif selama minimal sepuluh minggu. Hal ini disebabkan oleh durasi paparan musik yang lebih lama mampu menimbulkan respons memori dan emosional yang lebih kuat dibandingkan dengan durasi yang singkat. Semakin besar respons memori dan emosi yang terbentuk maka semakin signifikan pula penurunan denyut jantung yang terjadi.

Referensi:
Sari, N., A., Azizah, A., N., & Salima, A. (2019). Mendengarkan Musik & Stress Dalam Kehidupan Sehari-Hari. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.
Iswandi, F., A., Hamama, D., Fanesha, R., T., & Aulia, P. (2024). Efektivitas Music Therapy  Dalam Mengatasi Stres Pada Remaja. Jurnal Hukum Islam dan Humaniora, 3(2), (542 -550).
Gayatri, P. R., Pratiwi, W. N., & Pujiastutik, Y. E. (2022). Pengaruh Terapi Musik Mozart Terhadap Penurunan Stres Mahasiswa Dalam Menghadapi Skripsi Di Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri. Prepotif Jurnal Kesehatan Masyarakat, 6(2), (1036-1041).

Terimakasih telah mengunjungi website resmi Himpunan Mahasiswa Kimia FMIPA UNY

1 Komentar

  1. saatnya mendengarkan nonsense by sabrina on repeat

    BalasHapus